| for everyone for everyone |
| Category: Category: | Books Books |
| Genre: Genre: | History History |
| Author: Author: | Dok. Dock. Kompas Kompas |
Presiden pertama Republik ini ternyata seorang Muhammadiyah tulen. The first President of the Republic of this was a bona fide Muhammadiyah. Hal itu tersirat dari dua suratnya yang kini masih tersimpan di rumah bekas pengasingannya di Bengkulu. This is implied from the two suratnya who is now still in the house of former pengasingannya in Bengkulu. Surat berkah yang amat berharga itu masih tersimpan dengan baik dan dijaga oleh Darwis Andrian, penjaga rumah bekas pengasingannya itu di Bengkulu.Dua pucuk surat asli Soekarno itu pemberian R Soediana, sahabat Bung Karno di Bumi Raflesia. Letters blessing that is still very valuable stored properly and are kept by Darwis Andrian, pengasingannya former guard house Bengkulu.Dua shoots him in the letter that the original Soekarno R Soediana, friends in the Bung Karno Raflesia Earth. Surat itu masing-masing surat dinas asli dan satunya lagi surat pribadi tulisan tangan. Letters that each letter of the original office and one personal letter writing.
Surat ini ditandatangani Soekarno, yang waktu itu menjabat voorzitter Consul Hoofdbestuur Moehammadijah Daerah Benkoelen. This letter signed by Soekarno, who was appointed voorzitter Consul Hoofdbestuur Moehammadijah Regional Benkoelen.
Surat pertama 26 Desember 1939, isinya minta R Soediana, guru di Palak Siring, pindah mengajar ke Madrasah Ibtidaijah di Kebun Roos, Benkoelen. The first letter of 26 December 1939, requested its R Soediana, teachers in Palak Siring, moved to teach at the Madrasah Ibtidaijah Garden Roos, Benkoelen. Sedang surat kedua 29 Oktober 1941, pemindahan Soediana ke Talang Leak, Moeara Aman (Sumsel) bergaji Rp 20. Both are 29 letters in October 1941, the Talang Soediana to leak, Moeara Aman (Sumsel) Rp 20 salaried.
Dari isi kedua surat ini membuktikan bahwa Bung Karno ternyata seorang Muhammadiyah. From both the content of this letter proves that Bung Karno was a Muhammadiyah. Bahkan saat itu Putra Sang Fajar tidak saja aktif membina organisasi keagamaan itu, ketika di Bengkulu Soekarno pun sempat menyunting putri warga Muhammadiyah yakni Fatmawati. Even when the Son of the Morning is not only built on religious organizations that, when Soekarno in Bengkulu was also editing a daughter of the Muhammadiyah Fatmawati.
Belakangan ini beragam cerita dan kisah Proklamator Ir Soekarno banyak digali orang. Recently a variety of stories and story Proklamator Ir Soekarno many people gathered. Namun, bagaimana persis kisah Presiden Pertama RI itu ketika diasingkan di Bengkulu antara tahun 1938-1942, mungkin belum banyak yang tahu. However, exactly how the story of First President of the RI when exiled in Bengkulu years between 1938-1942, may not know that much. Dalam beberapa buku sejarah yang hanya hitungan jari, tampak sebagian kecil saja disinggung tentang keberadaan Soekarno lebih empat tahun di daerah yang berjuluk "Bumi Raflesia" ini. In some history books, which only count fingers, it appears only a small part on the existence of the Soekarno disinggung four more years in areas berjuluk "Earth Raflesia" this. Karenanya kalau ingin tahu lebih banyak tentang itu, tak ada salahnya Anda berkunjung ke bekas rumah pengasingan Soekarno di kawasan Anggut Atas, Jalan Soekarno-Hatta, persis di tengah Kota Bengkulu. Therefore if you want to know more about it, there's no one you used to visit houses in the area and isolation Soekarno Anggut Atas, Jalan Soekarno-Hatta, exactly in the middle of Bengkulu City. Di situ, Darwis Andrian (50) mampu bercerita banyak berbagai hal menyangkut itu. In situ, Darwis Andrian (50) able to tell many things concerning it.
Kendati bukan sejarawan, Darwis mampu berkisah nyaris detail tentang hari-hari Bung Karno di Bengkulu. Despite not a historian, Darwis able berkisah nearly detail about day-to-day at the Bung Karno Bengkulu. Mulai anjing kesayangan Soekarno, kebiasaan jalan kaki ke luar masuk kampung, mengajar drama sampai kisah cinta romantis dengan "kembang desa" bernama Fatmawati. Commercial pet dog Soekarno, practice walking to the entrance outside the village, teaching drama to romantic love story with the "flower village" called Fatmawati.
Lalu kenapa harus Darwis Andrian? Then why should Darwis Andrian? Ini bukan karena ia seorang juru kunci di rumah pengasingan Soekarno belasan tahun, melainkan boleh dikata dialah di Bengkulu yang sampai sekarang tanpa kenal lelah "menyusuri jejak" Presiden pertama ini. This is not because he was an interpreter in the house key relegation Soekarno dozen years, but he may be in Bengkulu dikata that until now have no tired "the impression" the first President of this. Tidak sebatas itu, Darwis bahkan terus memburu barang-barang warisan Soekarno, untuk kepentingan sejarah dan kebanggaan Bengkulu. A is not, continue to pursue even Darwis goods Soekarno heritage, for the sake of history and pride Bengkulu.
"Saya lakukan ini demi pengabdian. Meski banyak orang atau lembaga tak peduli, kecuali saat kedatangan tamu penting ke Bengkulu. Dengan cara dan kemampuan sendiri, saya coba berbuat sesuatu untuk kepentingan lebih besar. Walaupun sebelum reformasi, hal-hal yang berbau Soekarno "sengaja" diabaikan," katanya. "I do this for the dedication. Although many people do not care or institutions, except when important guests coming to Bengkulu. With its own way and the ability, I try to do something for the greater interest. While before the reform, things that smell Soekarno" deliberately "ignored," he said.
KOMITMENNYA kuat terhadap upaya pencarian dan pelestarian jejak Soekarno di Bengkulu. Strong commitment to the search effort and conservation impressions Soekarno in Bengkulu. Dia pun nyaris tanpa pamrih dan tidak mengharap penghargaan, berburu dan berjuang ke mana-mana. He also nearly without profit and does not expect the award, to hunt and fight everywhere. Walaupun usaha ini kerap kali tanpa hasil dan dianggap angin lalu saja. Although this business many times without any results and are considered only wind ago.
Guna menyelamatkan sedikitnya 400 judul buku koleksi Soekarno misalnya, Darwis sudah berkali-kali mencari kurator dan mengajukan upaya penyelamatan ke berbagai pihak yang dinilai kompeten. In order to save at least 400 titles Soekarno collection, for example, Darwis already many times and find the curator to make a rescue effort by various parties that are competent. Tidak terkecuali, ia hampir dengan nada mengemis menawarkan itu ke lembaga Arsip Nasional. Not excluded, it is almost with a tone that beg to offer institutions the National Archives. Penyelamatan buku-buku sejarah yang teramat bernilai ini baik dalam bentuk duplikasi (fotokopi), terjemahan, mikro-film atau bentuk lain bagi Darwis mutlak dilakukan. Salvation history books of this very valuable both in the form of duplication (photocopy), translation, micro-film or other forms of absolute Darwis done. Sebab, semua buku Soekarno itu kini kondisinya sudah melapuk, nyaris hancur dimakan rayap. For all books Soekarno that conditions have now become weak, nearly destroyed by termites eat.
Meski sudah dilakukan bertahun-tahun, sampai sekarang ternyata tidak ada satu pun respons. Although done for many years, until now there was not any response. Padahal, rata-rata pengunjung yang datang ke rumah kediaman Soekarno ini menyatakan keinginannya untuk bisa membaca dan membolak-balik koleksi Bung Karno tersebut. In fact, the average visitor who come to this dwelling house Soekarno stated desires to be able to read and distort Bung Karno's collection. Bahkan, sejumlah ilmuwan dan turis asal Belanda dari dulu secara gigih mengincar buku-buku itu. In fact, a number of scientists and tourists from the Dutch origin of the first persistent mengincar books that.
"Besarnya rasa keingintahuan orang terhadap buku-buku ini, tidak bisa dilepaskan dari nama besar dan sosok seorang Bung Karno. Apalagi buku koleksi mantan Presiden RI itu sangat beragam, meliputi bidang kesenian, politik, agama, sastra, dan kesehatan. Sebagian besar buku-buku ini berbahasa Belanda dan sangat langka," ujarnya. "The feeling keingintahuan people to these books, can not be released from the large loop and a Bung Karno. Moreover, the book collections of the former President of the Republic of Indonesia is very diverse, covering areas of the arts, politics, religion, literature, and health. Most of the book - this book in the Netherlands and it is very rare, "he said.
Rasa sedih dan keprihatinan, sampai kini tetap menyelimuti diri seorang Darwis. Feeling sad and concern, until now still wrap themselves a Darwis. Sebab jangankan biaya untuk membuat duplikasi buku, biaya perawatan saja tak seperser pun dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bengkulu sejak 15 tahun terakhir. For Isn'T cost to duplicate the book, the cost of treatment not only seperser was budgeted in the Budget Revenue Shopping Area (APBD) Bengkulu since last 15 years. Selama ini yang diandalkan cuma sumbangan pengunjung yang besarnya rata-rata Rp 500 - Rp 1.000, tergantung maunya mereka. So far, the only reliable visitors who contribute an average amount of Rp 500 - Rp 1,000, depending on their free.
Dalam kondisi seperti itu, tidak perlu heran kalau sekarang kita menyaksikan buku-buku yang sudah rusak dan melapuk. In such conditions, does not need to wonder if now we see the books that have been damaged and become weak. Kondisi bangunan rumah kediaman Bung Karno di Bengkulu ini pun tak kalah "serem", merana tanpa pemeliharaan serius. The condition of the building residential houses in the Bung Karno Bengkulu this is no less "serem", languish without serious maintenance. Beberapa bagian tampak keropos, dinding bangunan berlumut dan genteng bocor. Some sections appear porous, mossy walls and tile building is leaking. Lebih menyedihkan lagi, sebagai sebuah "rumah sejarah" yang pernah dihuni bertahun-tahun oleh salah satu pendiri negara RI itu justru sama sekali tidak pernah dilengkapi saluran telepon.Satu peristiwa teramat memprihatinkan pernah terjadi ketika aliran listrik ke rumah Bung Karno sempat diputus lama PLN. More more distressing, as a "house history" that had inhabited for years by one of the founders of the state of RI is exactly the same once the channel has not been very apprehensive telepon.Satu events have occurred when the flow of electricity to the house of Bung Karno had long be PLN. Hampir bertahun-tahun, rumah yang menjadi salah satu bukti sejarah itu gelap gulita tanpa penerangan selain lampu teplok. Almost the years, the house that was one of the historical evidence that darkness without explanation other than the oil lamp.
"Beruntung tahun lalu Wapres Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Bengkulu. Hanya sehari menjelang kedatangan putri Bung Karno itu, buru-buru pemerintah dan PLN setempat sibuk memasang sambungan listrik kembali. Jika tidak, bisa dipastikan rumah ini pasti masih gelap dan ditelantarkan begitu saja. Sebagai PNS rendahan, saya hanya bisa pasrah sewaktu listrik dicabut dulunya," tukasnya. "Luckily year ago the Vice President Megawati Soekarnoputri visited Bengkulu. Only a day before the arrival daughter Bung Karno, the rush and PLN local government is busy installing electricity back. If not, can be sure this house is still dark and so ditelantarkan only. As a civil servant second, I can only pasrah when electricity was revoked, "accuse him.
Darwis melukiskan, untuk membersihkan lingkungan bekas rumah pengasingan Soekarno seluas kurang lebih satu hektar, ia lakukan tiga kali dalam sebulan. Darwis described, to clean the environment Soekarno former exile home of more than one hectare, he did three times in a month. Untuk kebutuhan operasional mesin pemotong rumput menghabiskan minyak campur 60 liter per dua bulan. To the operational needs of the lawn mower oil mixed spent 60 liter per two hours.
Selain itu, guna mengganti pisau pemotong rumput, dua bulan sekali, ia terpaksa merogoh kocek Rp 57.500. In addition, in order to replace the grass cutter knife, two months, he was forced to dive pocket Rp 57,500. Sekiranya lir-nya putus, untuk penggantian harus dikeluarkan lagi biaya ekstra sekitar Rp 225.000. If its winch to drop out, a replacement must be paid for more extra costs around Rp 225,000. "Beruntung bisa menyisihkan sedikit demi sedikit uang gaji saya sebagai PNS di bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan Nasional Bengkulu," paparnya. "Lucky can set aside money little by little my salary as a civil servant in the field of History and the Department of Education National archeological Bengkulu," he said.
Pengabdian Darwis tampaknya memang tak kenal lelah. Devotion Darwis not seem to really know tired. Begitu pulang dari tugas pokoknya di Kantor Dinas Diknas Bengkulu sekitar pukul 14.00, ia harus berbenah, menyiapkan diri melayani para pengunjung bekas rumah kediaman Soekarno. Once the home of the main tasks in the Office of Bengkulu Diknas around 14.00, it must berbenah, prepare themselves to serve the visitors the former dwelling house Soekarno. Sebab, para tamu tidak semata hari libur karena pada hari biasa pun banyak yang mampir ke situ. For our guests not only because of public holidays on a normal day was to drop a lot there. Beruntung ia diberi izin menempati rumah petak di bagian belakang rumah induk. Luckily he was given permission occupy the tenement house at the back of the parent. Sehingga tak merepotkan tugas gandanya sepanjang hari, sejak 15 tahun lalu sampai sekarang. So not making the task of gandanya throughout the day, since 15 years ago until now.
BUKU koleksi Soekarno, menurut Abdul Manaf (meninggal usia 86 tahun 1997), cerita Darwis, jumlahnya sekitar 12 peti. BOOK Soekarno collection, according to Abdul Manaf (died age 86 in 1997), the story Darwis, around 12 in number box. Manaf tahu itu, karena dia yang memasok buku-buku tersebut diam-diam. Manaf know that, because he who supply the books secretly.
Waktu itu, Abdul Manaf agen Panji Islam di Bengkulu. That time, Abdul Manaf agent Panji Islam in Bengkulu. Manaf tahu persis kesukaan Bung Karno yang doyan baca, sekaligus untuk mengisi keseharian di pengasingan. Manaf know exactly kesukaan Bung Karno fond of reading, as well as for the daily life in exile. Khusus buku yang masih tersimpan di bekas rumah pengasingan sekitar 400 judul. Special books that are still stored in the former exile's house around 400 titles. Ini adalah buku koleksi Bung Karno yang berhasil diselamatkan bertahun-tahun. This book is a collection of the Bung Karno be successful for many years.
"Dari tiga teman dekat Bung Karno, yakni Abdul Manaf, Bachtiar Karim dan Abdullah, saya mendapatkan banyak cerita tentang Soekarno. Mereka semua kini sudah tiada," jelas Darwis, yang saat senggang rutin menuliskan catatannya. "Of the three friends near Bung Karno, namely Abdul Manaf, Bachtiar and Karim Abdullah, I get a lot of stories about Soekarno. They are all now no," said Darwis, while the leisure routine catatannya write. Catatan itu sudah ada diterbitkan berbentuk buku, yaitu Rumah Kediaman Bung Karno pada Waktu Pengasingan di Bengkulu (1938-1942) dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Note that there are already published book-shaped, the House Kediaman Bung Karno in exile in Bengkulu Time (1938-1942) in two languages, Indonesian and English. Buku sederhana 16 halaman itu diterbitkan pertama Mei 1997. Simple 16 page book was first published in May 1997. Harga buku ini memang sekadar pengganti ongkos cetak, cuma Rp 3.000. The price of this book is simply a substitute for printing costs, only Rp 3,000. Buku itu praktis, sehingga laris. The book was practical, so in demand. Malah sudah dua kali cetak ulang. Even already twice reprint. Darwis pun pasrah, namanya tidak dicantumkan sebagai penulis, tapi atas nama orang lain. Darwis pasrah also, his name is not listed as an author, but the name of another person.
"Jangankan berbicara royalti, ucapan terima kasih pun tidak pernah saya terima. Baik dari yang mengklaim sebagai penulis maupun penerbit. Beruntung saya masih simpan naskah aslinya dengan isi lebih lengkap dari buku yang sudah dicetak ulang itu," katanya, sembari melihatkan naskah asli itu. "Speak Isn'T royalties, thanks I also never received. Both of the claims as author and publisher. Luckily I still keep the original script with a more complete contents of books that have been re-printed it," he said, while the original script melihatkan.
Bung Karno di Bengkulu, katanya, juga diketahui pernah membuat dua lukisan. Bung Karno in Bengkulu, he said, was also known to make two paintings. Salah satunya lukisan wanita cantik. One painting beautiful women. "Sampai sekarang lukisan itu tidak ditemukan. Saya sudah cari ke mana-mana, bahkan sampai ke Muko-Muko (Bengkulu Utara) di perbatasan Sumatera Barat. Akan tetapi, hasilnya tetap nihil," ujar Darwis. "Until now the painting is not found. I have to search everywhere, even up to Muko-Muko (North Bengkulu) on the border of West Sumatra. However, the results remain naught," said Darwis. (nal/zul) (nal / Zul)
http://pancoro.multiply.com/reviews/item/1 http://pancoro.multiply.com/reviews/item/1
No comments:
Post a Comment